Aku akan tetap menulis puisi

Wahai tiran,
Aku menulis puisi dengan penaku
Kalau kau patahkan penaku
Aku menulis puisi dengan pensil kayuku
Kalau kau patahkan pensil kayuku
Aku menulis puisi dengan kapurku
Kalau kau patahkan kapurku
Aku menulis puisi dengan darah dari ujung jemariku yang kukoyak dengan gigiku
Kalau kau patahkan jemariku
Aku menulis puisi dengan lidahku
Kalau kau potong lidahku
Aku menulis puisi dengan hatiku
Kalau kau tusuk dadaku
Aku mati dan mayatku akan berubah menjadi puisi
Kalau kau bakar mayatku dan kau hambur-hamburkan abuku
Maka abuku akan menjadi puisi yang bertebaran di mana-mana ditiup angin

TomySaleh.Tebet.15Mei2006.11:16wib

Tidak ada komentar: