PURA-PURA REKTOR (Kumpulan Fiksi Mini Edisi April 2010 - Part 2)

71. Pura-Pura Rektor
"Sekarang kerja di mana?"
"Di kampus kita dulu."
"Wow. Hebat. Jadi apa?"
"Purek...pura-pura rektor."
(Posted in Twitter, 14 April 2010) --> terinspirasi dari obrolan seorang teman seniman

72. Anak Alam
Ia kuat dan tangguh. Ia anak alam. Bundanya adalah sungai. Ayahnya adalah gunung. (Posted in Twitter, 14 April 2010)

73. Pisces Dan Aquarius
Ia tidak bisa hidup tanpa bundanya. Ia bintangnya pisces sedangkan bundanya aquarius. Pisces hidup di dalam aquarius. (Posted in Twitter, 14 April 2010)

74. Menyembah Bunda
Ia pernah bilang ke diriku, "Kalau seandainya Tuhan tidak ada, maka aku akan menyembah bundaku.". (Posted in Twitter, 14 April 2010)

75. Bunda Di Hatinya
"Di hatiku ada bunda...", katanya lemah. Dadanya menganga. Darah di mana-mana. Tangannya memegang pisau. Di hatinya terukir BUNDA. (Posted in Twitter, 14 April 2010)

76. Tawa Bunda
Dalam suka atau duka bunda selalu tertawa. Katanya, "Air mataku sudah kering. Jadi aku tertawa sajalah di suka dan dukaku.." (Posted in Twitter, 14 April 2010)

77. Balada Satpol PP
Seorang pedagang asongan tewas di keroyok milisi Satpol PP. Salah satu anggota milisi itu terkejut karena mayat itu adalah sobat karibnya. Atas nama persahabatan ia lalu bunuh diri. (Posted in Twitter, 14 April 2010) --> Satpol PP adalah kependekan dari Satuan Polisi Pamong Praja. Itu adalah milisi sipil milik pemerintah daerah. Dipergunakan sebagai mengamankan penegakkan PERDA.

78. Serahkan Pada Ahlinya!
"Serahkan pada ahlinya!!", katanya dengan tangan dan kumis berlumur darah. Ia sibuk mencabik-cabik dan mengunyah-ngunyah daging rakyatnya. (Posted in Twitter, 14 April 2010)

79. Pesan Terkahir Bunda
"Kamu harus jadi orang berpangkat tinggi atau jadi orang berduit banyak, nak.", pesan terakhir bunda. Ia wafat karena luka berat dipukuli Satpol PP waktu OpsTib kemarin. (Posted in Twitter, 14 April 2010)

80. Rumah Megah Yang Hadirkan Sepi
Rumah kami sangat megah. Anak-anakku di lantai tiga main game. Istriku di lantai dua nonton tv. Pembantuku di dapur. Supirku libur. Aku di lantai satu, di ruang keluarga. Sendiri. Sepi. (Posted in Twitter, 15 April 2010)

81. Sesal Yang Terlambat
Tiba-tiba ia dan tentaranya terjebak di dasar laut. Ramses panik dan takut. Ia meronta-ronta. Ia coba meneriakkan kalimat iman dan pengakuan sesal. Terlambat. (Posted in Twitter, 15 April 2010) --> terinspirasi dari kisah tenggelamnya Fir'aun.

82. Terlambat Subuh
Ia bebatkan sarungnya. Ia kancingkan kokonya. Ia kenakan pecinya. Ia keluar rumah untuk sholat subuh di masjid. Terlambat. Mentari sudah menyapanya. (Posted in Twitter, 15 April 2010)

83. Lagu Berikutnya
"TER-LAM-BAT...", kata bang haji mengawali lagu berikutnya dalam sebuah konser. (Posted in Twitter, 15 April 2010) --> terinspirasi dari iconic style penyanyi dangdut H. Rhoma Irama.

84. Air Mata Sesal
Sesalnya terlambat. Ia pun terlambat datang. Pemakaman anaknya sudah usai tadi siang. Cuma ia sendiri berderai air mata. (Posted in Twitter, 15 April 2010)

85. Ia Terbebaskan
Ia dipecat. Ia ditolak. Ia diusir. Kini ia duduk di masjid. Asyik masyuk memadu kasih denganNYA. Ia tertidur. Ia mati. Ia terbebaskan. (Posted in Twitter, 16 April 2010)

86. Batu, Sodom, Dan Gomorrah
"Ya! Sekarang!". Batu-batu membara itu dengan bersemangat meluncur cepat. Menghantam apapun yang ada di bawah sana. Sodom dan Gomorrah luluh lantak. (Posted in Twitter, 16 April 2010)

87. Melawan Taqdir
Untuk kuasai ilmu kebal senjata, ia bertapa 30 tahun dan berlatih 30 tahun. Tamat berlatih, tamat pula usianya. Tak bisa ia melawan taqdir. (Posted in Twitter, 16 April 2010)

88. Thukul Vs. Konspirasi
"Lawan!" dan Thukul pun lenyap. Ia dilawan oleh kegelapan konspirasi. (Posted in Twitter, 16 April 2010)

89. Kalah Dengan Es Jeruk
Di siang ramadan. Ia berhadapan dengan es jeruk. "Aku harus lawan! Lawan!", gumamnya. Ia kalah. Mulut dan lidahnya tenggelam dalam es jeruk. (Posted in Twitter, 16 April 2010)

90. Melawan Hati Nurani Rakyat
Di puncak kesombongannya.
"Ajudan! Siapa lagi yg ada di daftar lawan-lawanku?"
"Masih ada tuan. Urutan terakhir. Hati nurani rakyat."
(Posted in Twitter, 16 April 2010)

91. Api Patuh
Sang api patuh. Tak ia hunus cakarnya dan ia katupkan mulut bertaringnya. Maka Sang Khalilullahpun tak jadi debu.(Posted in Twitter, 17 April 2010)

92. Ular Musa
Secara dramatis, ular besar itu melahap ular-ular lainnya. Tak terkalahkan. Lalu tangan perkasa yang diberakti mencengkram tubuhnya. Seketika ia jadi tongkat. (Posted in Twitter, 18 April 2010)

93. Ababil Dan Pasukan Gajah
Cakar-cakar perkasa itu membuka genggamannya. Bara api meluncur ke bawah. Melumat pasukan pongah itu, seperti ulat memakan daun. Dan rumahNYA selamat. (Posted in Twitter, 19 April 2010)

94. Ismail Dan Pisau Ibrahim
Wajah remaja itu tenang. Ayahnya juga. Tapi tidak dengan pisau itu. Ia tegang menanti detik-detik kemudian. Saat detik itu tiba, tiba-tiba seekor domba menggantikan si remaja. (Posted in Twitter, 19 April 2010)

95. Tak Bisa Meramal Sendiri
Tiba-tiba ia jatuh. Kejang-kejang. Mendelik. Merintih. Mati. Tepat setelah ia bilang, "Liat aja, nak, menurut mbah dalam dua hari sainganmu akan mati." (Posted in Twitter, 19 April 2010)

96. Dukun Bunuh Dukun
Mak Dikipe, dukun beranak, tewas setelah beberapa hari sakit. Ia diteluh Bang Sad, yang waktu ia lahir persalinannya dibantu Mak Dikipe. (Posted in Twitter, 19 April 2010)

97. Dukun Cabul Merayu
"Susuk kecantikan ini ada di bawah pusarku. Aku akan alirkan ke tubuhmu. Siap, cah ayu?", kata dukun cabul dengan jantung berdebar-debar. (Posted in Twitter, 19 April 2010)

98. Pintu Langit Tertutup
"Kok lama? Mana infonya?", kata si dukun.
"Aku tidak bisa lagi dapat info. Pintu tertutup dan aku dihujani panah api.", kata jin.
Saat itu Muhammad baru lahir.
(Posted in Twitter, 19 April 2010)

99. Dongeng Emak
Tiap malam ia datang ke kuburan emak. Tidur dengan menempelkan kupingnya di pusara. "Dongeng emak membuatku lelap." (Posted in Twitter, 20 April 2010)

100. Gosip Di Middle Earth
Gossip beredar di seantero negeri itu: Aragorn pisah ranjang dengan Arwen. Ia kepergok di hotel sedang berduaan dgn Eowyn. (Posted in Twitter, 20 April 2010) --> terinspirasi dari dongeng Lord Of The Ring-nya J.R.R. Tolkien.

101. Bawang Merah, Bawang Putih, Dan Bawang Bombay
Bawang Merah dan Bawang Putih tidak tahu kalau gadis bongsor itu adalah Bawang Bombay, adik mereka yang dulu dititip ke panti asuhan. (Posted in Twitter, 20 April 2010) --> terinspirasi dari dongeng rakyat "Bawang Merah Dan Bawang Putih"

102. Gadis Berkerudung Merah Dan Neneknya
Gadis berkerudung merah itu baru mau masuk rumah. Neneknya keluar bawa senapan. "Tadi kamu liat ada serigala keluar gak?". (Posted in Twitter, 20 April 2010) --> terinspirasi dari dongeng Red Riding Hood

103. Hansel Dan Gretel Kanibal
Setelah menghabiskan rumah permen dan kue, kini giliran si nenek sihir yang dibunuh dan dimasak. "Ini main course.", kata Hansel pada Gretel. (Posted in Twitter, 20 April 2010) --> terinspirasi dari dongeng Hansel und Gretel

104. Sepatu Kaca Cinderella
Pangeran dan pengawalnya langsung ambil langkah seribu. "Horree! Sepatu kaca itu pas sama akika bow..pangeraaan tunggu akika dounk!". (Posted in Twitter, 20 April 2010) --> terinspirasi dari dongeng Cinderella

105. Bisnis Pusat Peninggi Badan Di Shire
Ahli ortopedi itu menandatangani kontrak kerja sama dengan Frodo Baggins. Mereka joinan buka bisnis Pusat Peninggi Badan di Shire. (Posted in Twitter, 20 April 2010) --> terinspirasi dari dongeng Lord Of The Ring-nya J.R.R. Tolkien.

106. Nenek Moyang Dumbledore
"Saya ini masih keturunan Gandalf lho.", kata Prof. Dumbledore saat berceramah di salah satu kampus top di Middle Earth. (Posted in Twitter, 20 April 2010) --> terinspirasi dari dongeng Lord Of The Ring-nya J.R.R. Tolkien dan Harry Potter-nya J.K. Rowling

107. Dayang Sumbi Baby Sitter-ku
Sangkuriang bikin konferensi pers. "Dayang Sumbi bukan ibu kandung saya. Beliau itu baby sitter saya. Jadi sah-sah saja kalau kami menjalin cinta." --> terinspirasi dari dongeng rakyat Sangkuriang

108. Perang Triad
Tjiptalim mendekat. Dari balik jaket ia keluarkan pistolnya dan ditembakkan ke kepala orang yang baru turun dari mobil. Anggodot mati. (Posted in Twitter, 20 April 2010)

109. Terjebak Dalam Ponsel
Aku asyik dengan ponselku di dalam bus. Hingga aku lihat sesosok tubuh di dalam layar ponsel. Ia menggedor-gedor layar itu. Ingin keluar. Itu Aku! (Posted in Twitter, 21 April 2010)

110. Ibu Pertiwi Dan Ibu Kartini
Ibu Pertiwi ziarah ke makam Kartini. Ia menangis. Disampingnya duduk seorang ibu. Lembut ia membelai kepala Pertiwi. Ia Kartini. (Posted in Twitter, 21 April 2010)

111. Jeruji Besi Yang Kagum
Jeruji besi itu kagum pada orang di baliknya. Tegar. Sudah berganti rezim ia masih juga di sini. Ahmad ibn Hanbal duduk tenang zikir. (Posted in Twitter, 21 April 2010)

112. Teman Setia Pak Tua Di Penjara
Pena dan mesin tik itu bangga. Ia jadi teman setia orang tua di penjara menulis Tafsir Al Azhar. Pak tua wafat, tafsirnya masih hidup. (Posted in Twitter, 21 April 2010)

113. Tahanan Negara
"Lho? terpidana koruptor kelas paus kok bebas gitu?"
"Ditahan kok mas. Tapi bukan di LP, tahanan rumah, atau tahanan kota. Ia tahanan negara."
(Posted in Twitter, 21 April 2010)

114. Penjara Seumur Hidup
Penjahat besar itu divonis penjara seumur hidup. Usai vonis ia kena serangan jantung dan mati. Ia dikubur di sel penjara. (Posted in Twitter, 21 April 2010)

115. Orang Penjara Asli
Ia betul-betul orang penjara asli! Separuh usianya dihabiskan di sel. Separuh hatinya dipenjara iri. Separuh pikirannya dipenjara curiga. (Posted in Twitter, 21 April 2010)

116. Dipisahkan Penjara
Gubuk itu sepi. Ayah dipenjara karena mencuri 100g beras. Ibu ditahan satpol PP karena ngasong. Bayi disandera RS karena tak ada biaya. (Posted in Twitter, 21 April 2010)

117. Berita Hantu Di TV
Malam. Di tv ada berita penampakan hantu. Aku menonton sendirian. "Ganti ah channelnya..". Channel berganti. Tapi aku tidak pegang remote...! (Posted in Twitter, 22 April 2010)

118. TV Berwarna
Dengan lugu ia masuk ke toko elektronik.
"Ada tv berwarna, pak?"
"Ada. Mau yang mana?"
"Saya beli yang biru dua biji..."
(Posted in Twitter, 22 April 2010)

119. TV Menyatukan Mereka
Keluarga itu tampak bahagia. Tertawa-tawa menonton siaran tv di ruang keluarga. Tv menyatukan mereka. Tak ada tv, mereka asyik masing-masing. (Posted in Twitter, 22 April 2010)

120. Film Mini Di TV
Dia tersenyum puas. Di tv baru saja diputar film berdurasi 140 detik. Film itu diangkat dari coretan fiksimininya. (Posted in Twitter, 22 April 2010)

121. Berita Lucu Di TV
Di tv ada acara lawak. Ia nonton dalam diam. Wajahnya serius, lalu terlihat bosan. Ganti channel ada berita politik. Ia tertawa-tawa. (Posted in Twitter, 22 April 2010)

122. Pesona TV v.s. Kitab Suci
Dia tertegun melihat adegan erotis di tv. Pelan-pelan ia taruh kitab suci, yang dari tadi ia baca, di sampingnya lalu ia tutupi dgn bantal. (Posted in Twitter, 22 April 2010)

123. Ajaran TV Kuat Menancap
"Duaar!". Petir mengagetkannya. Tv langsung dimatikan. Ia tekun lagi dengan kitab sucinya. Di kitab suci ia lihat adegan erotis di tv tadi. (Posted in Twitter, 22 April 2010)

124. Indonesia Raya Untuk Penolak Suap
Ditabrak lari suruhan bos besar yang suapnya ditolak, PNS itu mati di tepi jalan. Tersenyum. Dari earphone HP-nya terdengar Indonesia Raya. (Posted in Twitter, 23 April 2010)

125. Lamaran Ditolak!
"Dengan mengucap Bismillah kulamar anak bapak", kata pria itu.
"Dengan mengucap na'udzubillah kutolak. Anakku cowok semua tau!", kata si bapak.
(Posted in Twitter, 23 April 2010)

126. Kaki Kiri Dulu!
Kernet bus mati. Pas mau diturunkan ke lubang kubur, dari peti matinya terdengar, "Kaki kiri dulu! Ya, tarik!". (Posted in Twitter, 24 April 2010)

127. Pasang Kuping
"Anak-anak, pasang kuping baik-baik, ibu ada kabar..", kata guru. Murid-murid merogoh saku, mengambil kuping, dan memasangnya di kepala masing-masing. (Posted in Twitter, 24 April 2010)

128. Tongkat Persneling Cemberut
Tongkat persneling cemberut. Ia terjepit antara supir yang pemberang (berat: 80kg), aku yang sotoy (berat: 109kg), dan seorang penumpang wanita yang jutek (berta: 85kg). (Posted in Twitter, 25 April 2010)

129. Sumuk Tenan
Tengah malam. Ratusan kuburan menganga. Para mayat duduk-duduk di tepi lubang kubur. "Sumuk tenaaan..", kata salah satu mayat sambil kipas-kipas. (Posted in Twitter, 25 April 2010)

130. Seratus Peluru Untuk Membasmi Koruptor
"Sediakan seratus peluru! 99 untuk koruptor, satu untuk saya kalau korupsi!", kata pejabat jujur. Esoknya ia mati ditembak koruptor. (Posted in Twitter, 26 April 2010)

131. Vonis Bebas Untuk Kelas Kakap
"Anda terbukti korupsi 1,3 triliun, pembalakan liar senilai ilma ratus miliard, penggelapan pajak lima ratus miliard, dan penipuan dua ratus miliard, maka anda divonis bebas!". (Posted in Twitter, 26 April 2010)

132. Nyawa Dikorupsi Rokok
"Silahkan hisap sepuasnya. Rasakan sensasi nikmatnya.", rokok itu tersenyum licik dan terkekeh-kekeh. Ia mengkorupsi nyawa penghisapnya. (Posted in Twitter, 26 April 2010)

133. Keturunan Anak Orang Kaya
Menjawab wartawan dari dalam Ferrari-nya. "Sebelum jadi staf pajak, saya ini emang udah turunan orang kaya. Kakek bupati, bapak bea cukai..". (Posted in Twitter, 26 April 2010)

134. Ternyata Ia Lulus
"Kamu lulus 'nak..", kata bapak itu lirih di kuburan. Ia membawa surat pengumuman kelulusan anaknya yang bunuh diri karena merasa tidak akan lulus UN. (Posted in Twitter, 27 April 2010)

135. Menolak UU Anti Zina
Tokoh muda itu ceramah menolak UU anti zina. Di rumah ia tertegun mendapati istrinya tengah telanjang di kamar mereka bersama pria lain. (Posted in Twitter, 28 April 2010)

136. Aku Tidak Bingung, Bung!
Aneh! Mata gembel edan itu menyorotkan bahagia. Bukan tatap kosong! "Aku sudah tidak bingung lagi, bung!", katanya padaku. Aku bingung. (Posted in Twitter, 29 April 2010)

137. Pilihan Berat Dalam Mimpi
"Kau pilih kuperkosa dia atau kau lompat ke jurang itu!!", gertaknya. Aku pun lompat dengan galau. BRUK! Aku jatuh dari ranjang. Fiuh! (Posted in Twitter, 29 April 2010)

138. ReTweet Apa Enggak Ya?
"ReTweet apa enggak ya?...". Dahinya berpeluh menghadapi PC-nya. JREK! Listrik anjlok. PC mati. Ia lega dan mengelap dahinya. (Posted in Twitter, 29 April 2010)

139. Mati Bingung
Orang-orang heran. Mayat itu mengerenyitkan dahi, mata setengah terpejam. Tangan kanan menggenggam janggut. Ia mati kebingungan. (Posted in Twitter, 29 April 2010)

140. Operasi Plastik 40 Tahun Lalu
"Kasihan! Masih muda jalannya gemetar dan bertongkat pula. Kena penyakit apa dia?"
"Itu kakek-kakek tau! Operasi plastik sejak 40 tahun lalu."
(Posted in Twitter, 30 April 2010)

Tomy Saleh. Kalibata. 30 April 2010. 15:01WIB

Wanita Rumahan Yang Mulia

Istri saya adalah wanita yang, menurut pengakuannya sendiri, simpel. Sederhana. Memang itulah yang saya lihat sehari-hari, mulai dari pola pikir, cara berpakaian, tutur kata, pilihan bacaan dan tontonannya, hingga perilaku. Ia adalah tipe wanita rumahan. Atas kemauannya sendiri, jauh sebelum menikah, ia memutuskan untuk berhenti bekerja. Ia tidak lagi memiliki gairah untuk jadi wanita karir. Ia ingin jadi wanita rumahan. Saya perhatikan, seolah gerak panca inderanya sudah mencerminkan hal itu. Tangannya prigel mengerjakan berbagai pekerjaan khas ibu rumah tangga. Ia tampak senang dengan pilihannya itu.

Rutinitas yang dilakukannya terhadap saya adalah menyediakan sarapan, menyediakan bekal makan siang, menyediakan segelas teh hijau tubruk tiap pagi dan sore, dan lain-lain. Hal-hal itu dilakukannya begitu saja. Seolah sudah include dalam dirinya. Sudah terprogram. Saya tidak memintanya. Apakah saya senang? Saya rasa hanya orang kurang waras yang tidak bahagia dengan hal-hal yang seperti saya alami di atas. Saya bahagia. Tenang tenteram. Doa saya untuknya dan ungkapan cinta kepadanya seperti wirid harian yang wajib saya lakukan. Apakah ini karena kami masih pengantin baru? Saya berdoa, bersama istri saya, semoga hal-hal seperti ini berlangsung sampai kami wafat.

Istri saya juga bukan seorang public speaker. Ia pemalu. Bukan aktivis perempuan yang mampu mengorganisir dan mengelola masyarakat. Bukan pula seorang penulis hebat atau penyair. Ia hanya ingin mengelola rumah tangga dengan sempurna. Ia ingin anak-anaknya, kelak, jadi anak-anak yang saleh, hafal Al Qur-an, dan berguna bagi bangsa. Ia ingin memastikan seluruh anggota rumah tangganya tidak kurang suatu apapun, seperti penampilannya, kebersihannya, dan kesehatannya. Keterampilannya dan harapannya itu, menurut saya, bertemu. Klop. Saya berdoa semoga cita-citanya itu dapat terwujud.

Mengapa saya "narsis" menyebut-nyebut "keberuntungan" saya itu? Ada "kegelisahan" saya membaca sebuah tweet di twitter. Isinya menyatakan bahwa esensi dari peringatan hari Kartini adalah untuk membebaskan wanita dari domestifikasi. Bagi si penulis tweet itu, tampaknya ia beranggapan bahwa wanita rumahan adalah bentuk lain dari perendahan derajat wanita. Baginya (mungkin) wanita harus dibebaskan. Penyamaan hak dan kewajiban wanita dan pria dalam pengertian yang seluas-luasnya. Topik seperti ini sebenarnya sudah banyak sekali dibahas di berbagai forum, tulisan, dan media. Saya hanya ingin mengatakan bahwa menjadi wanita rumahan bukanlah hal yang rendah dan hina. Saya bisa bilang begitu karena saya sudah membuktikannya. "Derajat" istri saya sama sekali tidak "jatuh". Saya pun sama sekali tidak tergerak untuk lantas memanfaatkan kultur melayani istri saya itu untuk menunjukkan ego saya. Tidak terbersit keinginan untuk "memperbudak" istri saya. Memerintah ini itu, meminta ini itu, memaksakan kehendak ini itu. Tidak. Saya justru menaruh rasa hormat dan sayang pada istri saya. Kesederhanaannya sebagai wanita rumahan justru memunculkan ketakjuban dan rasa syukur saya kepada Allah SWT. Bagi saya ia adalah wanita mulia. Tidak jadi soal bagi saya, kalau istri saya bukan aktivis, public speaker, penulis, analis, organisatoris, dan wanita karir. Cukup ia di rumah dan memastikan semuanya dalam keadaan baik, bahagialah saya. Ini pun mendorong saya untuk melakukan kewajiban saya terhadap istri saya sepenuh hati: perhatian, perlindungan, nafkah lahir batin, berbagi wawasan, dan ungkapan cinta kasih.

Menjadi wanita domestik adalah mulia. Asalkan tidak dengan tekanan. Tidak dengan unsur pemanfaatan untuk menjajah wanita. Dan tidak dikekang untuk mendapatkan hak-hak dasarnya seperti pendidikan, kasih sayang, perhatian, dan perlindungan. Apakah wanita rumahan tidak memiliki nilai guna bagi bangsa? Ini jelas keliru! Dunia kita ini sarat dengan para pahlawan hebat yang dilahirkan dan dididik oleh wanita rumahan yang sederhana. Wanita rumahan bisa mencurahkan perhatian penuh pada anak-anak mereka. Setiap episode pertumbuhan anak-anaknya tidak luput dari pengamatannya. Ia hadir di sana, dalam arti harfiah maupun batiniah. Anak-anak (dan suami) menjadi tenang. Mereka bisa tumbuh bersama menjadi manusia-manusia hebat, dalam naungan kasih sayang ibu.

Jadi tidak perlu meng-under estimate wanita rumahan, sebagaimana juga tidak perlu terlalu mengelu-elukan gagasan pembebasan wanita seluas-luasnya. Hak dan kewajiban pria dan wanita harus dipenuhi secara adil dan terjamin. Selamat hari Kartini!

Tomy Saleh. Kalibata. 21 April 2010. 11:19WIB
*Apresiasi terhadap wanita hebat dlm rangka kontribusi lomba menulis yang diadakan http://blogdetik.com