Novel-Novel Yang Pernah Kubaca

Berikut ini adalah novel-novel yang pernah saya baca:

0. Roro Mendut Dan Pranacitra. Well, ini sebenarnya bukan novel tapi cerpen. Saya masukin di nomor 0. Ini adalah kali pertama saya membaca cerpen "serius" (baca: orang dewasa). Waktu membaca itu saya masih duduk di bangku SD (tahun '80-an). Cerpennya ada di sebuah majalah. Saya sudah tidak ingat lagi apa yang membuat saya tertarik membacanya. Yang jelas saya membacanya sampai habis dalam satu waktu. Dan saya paham alur ceritanya. Jadi saya bisa menikmatinya. Saya sangat senang, puas, dan bangga bisa membaca cerpen yang ditujukan untuk orang-orang dewasa (tapi bukan cerpen porno).

1. Taring Putih karya Jack London. Novel terjemahan berukuran tipis ini mengisahkan kehidupan seekor anjing yang dinamakan Taring Putih oleh si pemilik. Saya sudah kurang ingat lagi jalan ceritanya. Bahkan bukunya pun entah di mana sekarang.

2. Petualangan Huckleberry Finn karya Mark Twain. Novel ini terjemahan. Ukurannya lebih tebal dari Taring Putih. Buku yang saya baca (dan miliki) sudah berwarna kuning dan covernya sudah rusak. Novel ini bercerita petualangan anak Amerika bernama Huckleberry Finn atau biasa disebut Huck Finn pada abad ke-19. Seingat saya ceritanya cukup seru dan lucu. Kisah khas anak-anak remaja yang sedang mencari jati diri. Huck Finn ini berkawan dengan seorang remaja juga bernama Tom Sawyer. Nah, Tom Sawyer ini ada novel tersendirinya juga dari pengarang yang sama, Mark Twain. Saya punya novel terjemahan Tom Sawyer, tapi belum pernah di baca.

3. Si Jamin Dan Si Johan karya Merari Siregar. Ini novel karya penulis dalam negeri. Penerbitnya Balai Pustaka. Diterbitkan waktu Indonesia masih di jajah Belanda, era tahun 1920-an. Novel tipis ini mengisahkan kehidupan kakak beradik Jamin dan Johan yang mengharukan. Inilah novel pertama (dan sampai sekarang masih satu-satunya) yang ceritanya mampu membuat saya terharu menitikkan air mata. Salah satu asyiknya novel ini adalah menceritakan latar Jakarta era '20-an.

4. Si Dul Anak Jakarta karya Aman Dt. Madjoindo. Mengisahkan seorang anak Betawi yang dipanggil Si Dul. Si Dul ini anak dari keluarga yang biasa-biasa saja. Tapi ia pemberani dan jago berkelahi. Paling takut sama emaknya. Kisahnya ada sedihnya dan ada pula kisah jenakanya. Latar belakang novel ini kira-kira Jakarta era tahun 1950-an. Novel ini boleh jadi tidak seterkenal filmnya apalagi sinetronnya. Ya, novel ini pernah difilmkan pada tahun '70-an dengan bintang utama Rano Karno (waktu itu masih ABG) sebagai si Dul dan Benyamin Sueb sebagai babe. Kemudian pada era '90-an kisah Si Dul ini diangkat ke layar gelas sebagai sinetron serial dengan bentuk adaptasi. Di sinetron ini si Dul dikisahkan sebagai mahasiswa. Bintangnya masih sama: Rano Karno sebagai Si Dul dan Benyamin Sueb sebagai babe. Sinetron ini cukup meledak di pasaran. Di buat sampai empat season.

5. Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Novel ini mengisahkan tentang seorang wanita bernama Nayla yang sejak kecil mengalami kekerasan dalam rumah tangga: disiksa ibunya dan diperkosa. Dalam perjalanan hidupnya ia juga pernah menjadi lesbian. Bahasa yang dipergunakan dalam novel ini cukup eksplisit (vulgar).

6. Saman karya Ayu Utami. Novel ini mengisahkan seorang aktivis katolik yang dituduh komunis oleh pemerintah orde baru. Novel ini berlatar belakang sosial politik yang represif zaman rezim Soeharto, di mana seseorang yang kritis bisa dengan sangat mudah dicap komunis lalu jadi sah untuk dieliminasi dari panggung kehidupan.

7. Ali Dan Nino karya Kurban Said. Kurban Said adalah seorang sastrawan asal Azerbaijan. Novel ini mengisahkan percintaan antara dua manusia dengan dua budaya yang berbeda, Ali Khan Sirvanshir, seorang syi'ah warga Azerbaijan, dengan Nino Kipiani, seorang katolik warga Georgia. Mereka menikah tapi tetap dengan keimanan masing-masing. Kisah cinta mereka dilatarbelakangi kehidupan sosial politik awal abad ke-20, di mana rezim komunis mulai menguat di Eropa. Sangat menarik, karena menceritakan bagaimana mereka mengatasi benturan budaya dan banyak menceritakan sejarah pada masa itu. Novel ini pertama kali terbit di Azerbaijan pada tahun 1920-an. Pernah difilmkan.

8. Balthasar's Odyssey: Nama Tuhan Yang Keseratus karya Amin Maalouf. Mengisahkan perjalanan seorang pedagang buku dari Suriah keturunan Italia bernama Baldassare Embriaco untuk mencari sebuah buku penting yang memuat nama Tuhan yang keseratus (asmaul husna yang diketahui oleh ummat Muslim ada 99 nama Allah). Baldassare sendiri adalah seorang kristen. Dia melintasi benua Eropa dan Asia dan menempuh perjalanan selama dua tahun. Yang mengasyikkan adalah novel ini berlatar belakang dunia abad ke-17. Pada masa itu berkembang keyakinan bahwa pada tahun 1666 akan terjadi kiamat karena tahun itu memuat angka keramat 666 (angka setan). Banyak yang menduga akan datang malapetaka. Banyak menceritakan budaya masa itu. Unik. Menarik.

9. Samarkand karya Amin Maalouf. Ini mengisahkan perjalanan sebuah buku syair "Rubaiyat" karangan seorang cendekiawan muslim Umar Khayyam. Kisahnya merentang mulai dari abad ke-11 hingga abad ke-20. Dari era kekhalifahan hingga revolusi konstitusi Iran. Sebagai pencinta sejarah, novel ini adalah salah satu favorit saya. Banyak sekali mengisahkan budaya dan sejarah abad ke-11 hingga awal abad ke-20. Ada kisah cinta, ada petualangan, dan ada humor. Komplit.

10. Akira: Muslim Wa Tashiwa karya Helvy Tiana Rosa. Novel tipis ini tadinya merupakan cerbung di Majalah Ishlah yang terbit pada tahun 1990-an. Mengisahkan seorang mualaf dari Jepang bernama Akira. Lika-liku perjalanan hidupnya menjadi seorang muslim. Bagaimana ia menemui masalah dan cara mengatasinya.

11. Pingkan: Sehangat Mentari Musim Semi karya Muthmainnah. Novel ini mengisahkan seorang aktivis muslimah bernama Pingkan. Latar belakangnya adalah era reformasi tahun 1997 - 1998. Yang saya ingat dari novel ini cuma bagian akhir (kalau tidak salah) di mana Pingkan ikut demo mahasiswa menuntut turun rezim Soeharto lalu ia kena pentung aparat dan pingsan.

12. Namaku May Sarah karya Pipiet Senja. Saya sudah tidak ingat lagi kisah novel tipis ini.

13. Fatimah Chen Chen karya Motinggo Busye. Ini kisah seorang muslimah keturunan Tionghoa bernama Fatimah. Saya tidak ingat lagi apa ceritanya.

14. Da Vinci Code karya Dan Brown. Novel ini mengisahkan petualangan Robert Langdon dalam memecahkan kode rahasia di balik karya seni Leonardo Da Vinci. Ada banyak kisah sejarah terkait dunia kristen dan gerakan bawah tanah anti kristen. Novelnya menarik. Sudah pula difilmkan tapi cerita filmnya tidak sebaik novelnya.

15. Angel And Demon karya Dan Brown. Novel ini mengisahkan tokoh yang sama, Robert Langdon, dalam memecahkan kasus pembunuhan para kardinal yang diduga dilakukan oleh kelompok rahasia anti kristen, Illuminati. Agak kurang menarik sedikit dari Da Vinci Code. Novel ini menarik karena mengulas fakta (atau fiksi?) mengenai sedikit sejarah pertentangan gereja dgn intelektual. Sama seperti Da Vinci Code.

16. Daughter Of God karya Lewis Perdue. Ini novel mengenai perburuan benda-benda seni peninggalan Hitler. Ternyata novelnya garing banget. Saya berharap ada kisah-kisah sejarah di sana, ternyata untuk novel yang cukup tebal dan mengundang ekspektasi akan ada kisah-kisah atau fakta-fakta sejarah, isinya biasa-biasa saja.

17. The Rule Of Four karya Ian Caldwel dan Dustin Thomason. Novel ini mengisahkan petualangan sekelompok mahasiswa dalam mengungkap teka-teki di balik sebuah karya tulis era renaissance, "Hypnerotomachia Poliphili" yang diduga ditulis oleh Francesco Collona, seorang bangsawan pecinta barang-barang seni. Cukup menarik. Ada gambar-gambar cuplikan dari buku Hypnerotomachia yang memang buku itu benar-benar ada.

18. Jendela-Jendela, 19. Pintu, dan 20. Atap, trilogi karya Fira Basuki. Mengisahkan kehidupan June dan keluarganya. Novel ringan yang bercerita tentang keseharian yang tidak jauh berbeda dengan kita. Cukup menghibur.

21. Si Bongkok karya Parakitri. Ini novel berlatar belakang era akhir 1960-an dan awal 1970-an. Mengisahkan pergulatan hidup seorang anak muda bernama Gindo yang terlahir cacat: berbulu lebat dan bertubuh bongkok. Dia bersama beberapa kawannya hidup di sekitar Danau Toba. Menggambarkan pula budaya masyarakat di sekitar Danau Toba.

22. Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Novel ini berlatar belakang era 1980-an di sebuah desa di kaki bukit Cibalak. Mengisahkan seorang pemuda desa sederhana yang jujur. Ia anti korupsi dan senang menolong orang lain. Sempat pula ia kontra dengan lurah desanya yang korup.

23. Para Priyayi karya Umar Kayam. Mengisahkan kehidupan keluarga Jawa yang ingin naik derajat dari orang biasa-biasa saja menjadi priyayi. Latar belakang era penjajahan Belanda dan Jepang. Emang dasar maestro, novel Umar Kayam ini sangat menarik. Saya seperti berada di tengah-tengah keluarga itu. Banyak menceritakan budaya Jawa.

24. Ms. B: Panggil Aku B, 25. Ms. B: Cool Cucumber, 26. Ms. B: Will You Marry Me?, 27. Ms. B: Jadi Mami, 28. Ms. B: Jangan Mati, serial Ms. B karya Fira Basuki. Novel tipis renyah mengisahkan kehidupan seorang wanita muda bernama Beauty Ayu Pangestu yang dipanggil B. Cukup ringan dan menghibur. Saya pernah berharap kisah ini difilmkan.

29. Lupus: Topi-topi centil karya Hilman. Saya sudah tidak ingat lagi ceritanya. Selain itu rasanya saya juga sudah membaca novel serial Lupus lainnya, tapi tidak ingat judulnya.

30. Lupus Kecil: Sunatan Massal karya Hilman. Ini mengisahkan Lupus masa kanak-kanak. Saya tidak ingat lagi ceritanya.

31. Iblis Menggugat Tuhan (The Madness Of God) karya Shawni. Ini novel kecil tapi isinya cukup berat. Sangat filosofis. Isinya mengenai pertahanan argumentasi tauhid dari tipu daya pemikiran atau retorika Iblis. Ini novel 2 in 1, karena ada dua kisah dalam satu buku. Novelnya kurang menghibur. Mungkin memang maksudnya bukan untuk hiburan.

32. The Jacatra Secret karya Rizky Ridyasmara. Novel ini amat sangat terinspirasi dari Da Vinci Code-nya Dan Brown. Bahkan kisah pembukanya juga ada kemiripan dengan Da Vinci Code. Yang menarik, novel ini memuat kisah sejarah Jakarta era penjajahan Belanda. Tapi, overall, novel ini cukup mengecewakan karena ceritanya terlalu enteng dan mengada-ada. Akhir ceritanya juga aneh dan amat sangat garing.

33. Quo Vadis karya Henry Sienkiewikcz. Novel ini pertama kali terbit di akhir abad ke-19. Yang saya punya adalah terbitan tahun 1980-an. Mengisahkan penganut kristen yang mempertahankan iman mereka di negeri Romawi era Kaisar Nero (sekitar abad 1 masehi). Cukup menarik terutama kisah sejarahnya.

34. Abadilah Cinta karya Andrei Aksana. Pada novel ini disisipkan pula sebuah CD berisi lagu-lagu soundtrack novelnya. Ceritanya sinetron banget. Bagi saya sama sekali enggak menarik.

35. Godfather karya Mario Puzzo. Ini novel mengenai kehidupan keluarga mafia Italia di Amerika yang dipimpin oleh Vito Corleone atau biasa dipanggil Don Corleone. Kadang ia dipanggil juga godfather oleh anak buahnya. Novel ini difilmkan oleh Francis Ford Coppola dan berhasil menjadi box office serta meraih oscar. Ceritanya (dan filmnya) OK banget.

Tambahan (kumpulan Cerpen):

a. Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari. Karya-karya Ahmad Tohari senantiasa memuat kisah rakyat di pedesaan yang jujur dan polos. Kehidupan wong cilik. Salah satu cerpen di buku ini yaitu "Wangon Jatilawang" pernah disinetronkan dengan judul Sulam. Mengisahkan seorang cacat mental bernama Sulam yang kerap disantuni oleh seorang juragan warung nasi yang baik hati. Sulam dikisahkan tewas tertabrak truk. Cukup mengharukan.

b. Cemara karya Hamsad Rangkuti. Saya merasa kumpulan cerpen Hamsad ini banyak yang memuat "kode-kode" berisi kritikan terhadap rezim berkuasa saat itu (Soeharto). Kisah-kisahnya unik dan cukup membuat tersenyum.

c. Mereka Bilang Saya Monyet karya Djenar Maesa Ayu. Kisah-kisahnya cenderung mengangkat (dan menggugat) kehidupan sosio kultural masyarakat kita yang dianggap mengekang kebebasan.

Itulah novel-novel (dan kumpulan cerpen) yang pernah saya nikmati. Sepertinya masih ada yang lain tapi saya lupa. Bagaimana dengan anda? Apa saja novel-novel yang pernah anda baca?

Tomy Saleh. Kalibata. 3 Agustus 2010. 14:00WIB

Tidak ada komentar: