Fokus, Kunci Eksistensi Diri

Suatu ketika saya berkumpul bersama beberapa orang teman yang masing-masingnya adalah orang-orang sederhana dan hebat. Mereka sederhana dalam arti mereka bukan dari golongan borjuis. Terlihat pula dari penampilan mereka yang bersahaja. Mereka hebat dalam arti mereka bukanlah orang yang menguasai semua hal, namun mereka adalah orang-orang yang memiliki keahlian di bidangnya (dan itu cuma satu saja). Di antara mereka ada penulis dan pemred sebuah majalah, ada sutradara, ada pesilat, ada ahli percetakan, ada pemusik, ada pelukis, ada fotografer, dan ada pula ahli editing film. Mereka dikenali dan diakui dengan keahlian di bidangnya itu. Mereka membentuk identitas mereka dengan itu. Definisi diri mereka, di mata saya secara sederhana, sudah cukup jelas yaitu orang-orang yang ahli di bidang tersebut. Itu sudah cukup menjelaskan siapa diri mereka.

Teman-teman saya itu adalah orang-orang yang fokus di bidangnya. Mereka mencari, menemukan, mempelajari, mengeksplorasi, mengembangkan, menggeluti, dan bahkan hidup dari bidang-bidang mereka itu. Sedemikian fokusnya hingga mereka dikenal dengan hal itu. Identitasnya melekat dengan bidangnya. Mereka eksis karena fokus di bidangnya.

Di dunia kita ini amat banyak orang-orang yang seperti itu: eksis karena fokus. Saya pikir, kehidupan di dunia ini jadi menarik dan berputar terus karena ada begitu banyak orang-orang yang fokus tadi. Orang-orang yang fokus (kemudian eksis) akan menjadi referensi bagi orang lain yang ingin memahami bidang yang difokusinya itu. Mereka jadi penggerak di bidangnya dan memberikan pengaruh bagi yang lain. Bidang-bidang itu satu sama lain saling terkait dan melengkapi atau bahkan bertabrakan (konflik). Terjalinlah sebuah harmoni. Hidup jadi tidak monoton. Penuh warna. Indah.

Fokus pada bidang yang kita pilih adalah suatu bentuk rasa syukur atas karunia yang telah diberikan Allah SWT. Kita diberikan karunia akal fikiran, panca indera, dan alam semesta yang membentang luas di sekeliling kita. Karunia harus dioptimalkan karena itu adalah amanah dariNYA. Jangan disia-siakan. Untuk itulah kita hadir di dunia ini. Orang-orang yang fokus akan mendalami dirinya dan memaksimalkan semua potensinya untuk menggarap bidang yang dipilihnya (atas dasar cinta). Hingga ia "jadi orang" di sana.

Atas alasan di atas, maka sepertinya setiap kita harus fokus. Dalami diri kita, cari potensi-potensi kita, pilih bidang-bidang yang kita cintai, dan mulailah kita fokus di sana. Tidak perlu memikirkan dampak materi dari hal tersebut, karena jika sudah masuk, maka materi akan datang dengan sendirinya dari arah yang tidak terduga. Ini adalah sebuah proses yang (nyaris) tidak pernah usai. Mari kita mulai.

Tomy Saleh. Kalibata. 25 Mei 2010. 09:52WIB

Tidak ada komentar: